Sabtu, 14 Februari 2009

kitab kuning klasik dan eksistensi pondok pesantren

KITAB KUNING KLASIK DAN EKSISTENSI
PONDOK PESANTREN

Mufid, S.Ag. MH

Pesantren sebagai sebuah institusi keagamaan yang menjadi agen pelestarian sekaligus pengembangan tradisi keilmuan tradisional yang memiliki ciri khas tersendiri. Yaitu kajian kitab kuning sejak sebelum tahun 60 an baik di Jawa atupun di Madura dikenal dengan nama pondok. Istiah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang biasa dibuat dari bambu, atau berasal dari Bahasa Arab “ Funduq “ yang berarti hotel atau asrama. Perkataan pesantren berasal dari kata santri yang dengan awalan pe dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri . Profesor Jonhs berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil yang ber arti guru mengaji, sedang CC Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri berasal dari kata sastra yang berarti buku suci, buku agama, atau buku tentang ilmu pengetahuan.

ELEMEN PONDOK PESANTREN :

Pondok, masjid, santri, kajian kitab kuning dan kyai merupakan lima elment dasar dari tradisi pesantren. Ini berarti bahwa suatu lembaga pengajian yang telah berkembang hingga memiliki lima element tersebut. Akan berubah statusnya menjadi menjadi pesantren, pesantren dapat dikatagorikan dalam tiga kelompok yaitu pesantren kecil, menengah dan besar. Pesantren yang katagorikan kecil adalah menpunyai santri dibawah 1000 sampai 2000 orang. Memiliki pengaruh dan menarik santri dari beberapa kabupaten, pesantren besar biasanya menpunyai santri diatas 2000 yang berasal dari berbagai kabupaten dan propensi.

PONDOK :

Sebuah pesantren pada dasar nya adalah sebuah asrama pendidikan islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang [atau lebih] guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai, Asrama untuk santri / siswa tersebut. berada dalam lingkungan komplek pesantren dimana kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruangan untuk belajar dan kegiatan keagamaan yang lain. komplek pesantren ini biasanya dikelilingi tembok untuk dapat mengawasi keluar dan masuknya santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

MASJID:

Merupakan element yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat untuk mendidik para santri terutama dalam praktek sholat lima waktu, khutbah dan sholat jum’at dan pengajian kitab kuning [ AL KUTUBU AL SHAFRA’ ] kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manivestasi universalisme dari sistem pendidikan islam tradisional dengan kata lain kesinambungan sistem pendidikan islam yang berpusat masjid quba’ didirikan dekat madinah pada masa nabi muhammad SAW, yang tetap terpancar dalam sistem pesantren.

SANTRI :

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-orang pesantren, orang alim saja, yang disebut kyai bilamana memiliki pesantren dan santri yang tinggal didalam pesantren tersebut untuk menpelajari kitab-kitab kuning / klasik oleh karana itu santri merupakan element penting dalam suatu lembaga pesantren, walaupun demikian, menurut tradisi pesantren , terdapat dua kelompok santri ;1. Santri mukim yaitu santri yan berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. 2. Santri kalong yaitu murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren yang biasanya tidak menetap, mereka bolak balik [nyolok] dari rumahnya sendiri biasanya, perbedaan nya antara pesantren kecil dan besar dapat dilihat dari komposisi santri kolong, semakin besar sebuah pesantren akan lebih banyak memiliki santri mukimnya. Dengan kata lain pesantren kecil akan lebih banyak memiliki santri kalong dari pada santri mukimnya, seorang santri menetap disuatu pesantren dengan berbagai alasan antara lain:

Ingin menpelajari kitab-kitab kuning secara lebih, mendalam dibawah binbingan para kyai yang menpunyai pesantren tersebut.
Ingin mengalami kehidupan pesantren yang dikenal dengan kesederhanaan, ketawadu’an, kesabaran dan keikhlasannya.
Ingin berkonsentrasikan studinya dipesantren tanpa disibukkan oleh kewajiban dirumah keluarganya.


KYAI :
Kyai merupakanelemen yang paling esensial dari suatu pesantren bahkan merupakan pendirinya sudah sewajarnyalah bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung pada kemanpuan pribadi kyai nya.
Menurut asal usul nya perkataan kyai dalam bahasa jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saing berbeda :

Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat : misalnya “kyai garuda kencana “ dipakai buat kereta emas di Keraton Jogyakarta.
Gelar kehormatan yang diberikan pada orang-orang yang sudah tua pada umumnya.
Gelar yang di berikan masyarakat kepada orang yang memiliki atau yang menjadi pinpinan pondok pesantren dan bisa mengajarkan kitab-kitab kuning / klasik dari yang paling kecil sampai yang paling besar.

KITAB KUNING / KLASIK :
Mekipun mayoritas pesantren telah memasukkan pengajaran umum [ tidak bermaksud dikotomi ] sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan pesantren namun pengajaran kitab kuning tetap diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pondok pesantren “ mendidik calon ulama’ masa depan “yang setia pada paham islam tradisional, keseluruhan kitab islam klasik [kitab kuning] yang diajarkan dipesantren dpat digolongkan kedelapan kelompok :
Nahwu [syintax] dan shorrof [morologi]. 2. Fiqih. 3.Ushul Fiqih. 4.Hadist. 5.Tafsir.6.Tauhed.7.Tasawuf dan Etika.
Cabang lain seperti tarikh, balaghah dsb. Yang kesemuanya di kenal “ tsamaniyatu Kutub “ deapan kitab pengajaran kitap kuning sebagai spefikasi pndidikan pesantren harus tetap exis walaupun sudah bermunculan buku-buku tarjamah. Sebab memahami tetes arab dari sumber aslinya tidak sempuna jika hanya memakai tarjamah tanpa mengetahui ilmo alat [nahwu shorrofnya]ibaratnya orang ingin memahami teks arob hanya dengan tarjamah sebab memahami teks arab dari sumbernya aslinya tidak sempurna jika hanya melalui tarjamah tanpa mengetahui ilmu alat (nahwu-sorrofnya) ibaratnya orang yang ingin memahami teks arab hanya dengan tarjamahnya seperti orang menginginkan ikan yang langsung beli ikanya tetapi orang yang memahami agam dengan memakai ilmu alat seperti orang yang menginkan bermacam macam ikan kemudian beli pancingnya berarti butuh ikan apa saja tinggal mengunakan pancingnya.Dan telah kita ketahui bersamas bahwa ajaran islam itu sumber pokoknya dari Al Qur’an-Sunnah,kedua sumber itu dari bahasa Arab (Kitab Kuning), maka karena itu setiap ummat islam yang bermaksud mempelajari tata bahasanya seperti ilmu nahwa-sorrofserta kesustraannya yaitu mani’ bayan, badi’ sebagaimana Qoidul Fiqih :
ملا يتمّ الواجب الاّ به فهو واجب
Setiap perkara yang tidak sempurna mengerjakan sesuatukewajiban kecuali dengan sesuatu hal,maka sesuatu itu menjadi wajib pula hukumnya, Qawaid lain memnyatakan :
الحكم للمقاصد حكم لوسا ئلها
Hukum bagi tujuan menjadi hukum pula bagi pelantara( yang bisa menyampaikan pada tujuan )
Attensi : Kitab kuning masih mempunyai daya tawar yang tinggi untuk kemajuan sebuah institusi pondok pesantren sebab kitab kuning merupakan ciri Khas Pondok Pesantren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar